Wajarkah Skripsi Dimusnahkan Pihak UIN Makasar?

Setiap orang yang pernah mengecap bangku kuliah pasti kenal dengan skripsi, sebuah karya ilmiah yang dibuat dengan penuh perjuangan bahkan terkadang dengan air mata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Skrip.si[n] karangan ilmiah yg wajib ditulis oleh mahasiswa sbg bagian dr persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Keberhasilan menyusun sebuah skripsi merupakan kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa, dan merupakan akhir perjuangan untuk dalam menempuh pendidikan serta dipastikan gelar sarjana akan segera melekat sebagai akhiran namanya. Tentunya sebuah cetakan skripsi merupakan benda yang berharga bagi mahasiswa itu sendiri.
Baru-baru ini ramai beredar berita tentang pembakaran skripsi mahasiswa oleh Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. 




Gambar pemusnahan skripsi di UIN Alauddin Makasar (sumber)

Dalam gambar yang di menjadi viral di dunia maya tersebut diperlihatkan bagaimana belasan ribu skripsi dibuang berserakan. Hal ini memancing kemarahan netizen bahkan Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay (sumber) karena mereka menganggap pemusnahan hasil skripsi mahasiswa janggal, aneh dan tidak etis. Pihak perpustakaan sendiri memberikan penjelasan bahwa belasan ribu skripsi yang dimusnahkan tersebut terjadi karena standar kelayakan dan ketersediaan ruang pada perpustakaan UIN Makasar tidak bertambah. 
Quraisy menilai wajar ada orang yang menganggap pemusnahan itu aneh. Sebab, ini pertama kali UIN melakukannya sejak berdiri.

Menurut Quraisy, setiap tahunnya ada sekitar 10.000 naskah skripsi, tesis, disertasi dan hasil penelitian. Itu jelas menambah tumpukan di perpustakaan. Sementara standar kelayakan dan ketersediaan ruang tidak bertambah. Kenapa dimusnahkan? "Pemusnahan tersebut sesuai dengan standar pengelolaan arsip. Arsip yang statis dimusnahkan, arsip dinamis dipertahankan. Sebelum dimusnahkan, tentunya sudah dialihmediakan ke format PDF dan dapat diakses online oleh siapa pun dan dari mana pun," papar Quraisy "Bagi yang ingin mengakses skripsi mahasiswa UIN Alauddin versi onlinenya di laman web opac.uin-alauddin.ac.id," pungkas Quraisy. (sumber)
Namun penjelasan dari pihak perpustakaan ini masih belum bisa sepenuhnya diterima, karena dianggap tidak menghargai karya mahasiswa. Sebelum menghakimi pihak UIN Makasar, ada baiknya kita memikirkan hal berikut:
  1. Apakah hasil hardcopy dari skripsi kita bisa di akses oleh semua orang dengan mudah? Bayangkan berapa banyak tumpukan skripsi, dan kesempatan orang menemukan hasil skripsi kita begitu kecil.
  2. Tempat untuk menampung ribuan skripsi yang masuk tiap tahun. Sepertinya lebih baik dialihkan ke pembangunan gedung belajar atau laboratorium dari pada mubajir membangun gedung hanya untuk menyimpan hasil skripsi.
  3. Dari sekian ribu skripsi apa mungkin bisa di akses seluruhnya oleh pengunjung perpustakaan?
  4. Apakah skripsi "tua" masih layak untuk di akses pengunjung? menurut tata cara dan sistematika penulisan skripsi dan tugas akhir (TA) dalam proses pencarian literatur menggunakan perpustakaan tahun terbit/cetak tidak lebih dari 10 tahun. Sedangkan umumnya pembaca skripsi adalah orang-orang yang juga sedang mengarap skripsi.
  5. Apakah yang dimusnahkan tersebut memang wajar untuk dimusnahkan karena kurang bahkan tidak ada pengaksesnya (statis)?
Sebetulnya kita sudah memasuki dunia digital dimana teknologi informasi dan komunikasi sudah cukup maju. Dalam hal ini perpustakaan pun sudah memasuki dunia digital tersebut, bahkan sekarang hampir semua perpustakaan besar menggunakan e-library atau perpustakaan digital,sehingga penggunaan media kertas (hardcopy) mulai ditinggalkan.
Memang pemusnahan yang dilakukan oleh UIN Makasar tersebut terasa kurang etis karena dilempar dari lantai IV sehingga berserakan sehingga kesan kurang menghargai hasil karya mahasiswa. Namun kita juga jangan terpancing oleh isu viral dalam dunia maya sehingga opini kita tergiring untuk bersikap kontravensi sebelum kita tahu duduk persoalannya.
Yusmadani
Yusmadani Saya adalah hamba Allah yang ingin saling berbagi

Post a Comment for "Wajarkah Skripsi Dimusnahkan Pihak UIN Makasar?"