Menahan Potensi LBGT Dalam Diri Termasuk Munafik?



Hebohnya penangkapan artis SJ akibat laporan seorang remaja laki-laki 17 tahun yang mengaku dicabuli pada saat menginap dirumah artis bersangkutan, menambah heboh isu LBGT. Sebelumnya kita juga dihebohkan oleh berita tentang adanya ajakan "berhubungan intim" oleh seorang artis terkenal kepada seorang pria dengan janji mengorbitkan korban menjadi artis.

Hal ini membuat saya bertanya, separah itukah keadaan kita sekarang? ditambah informasi media bahwa munculnya akun twiter yang berisi konten gay remaja, bahkan di follow oleh ribuan anak tingkat SMP dan SMA.

Gambar diambil di kaskus.co.id



Menurut oocities.org bahwa Beberapa ahli psikologi yakin bahwa manusia memiliki potensi heteroseksual dan homoseksual sekaligus. Artinya setiap orang memungkinkan untuk mengalami penyimpangan orientasi seksual dan penyimpangan ini akan semakin kuat apabila ada media yang mendukung dalam kehidupan sosialnya. Akibatnya apabila  LBGT dilegalkan maka membawa dampak makin bertambah dan berkembangnya penyimpangan tersebut.
Hal yang menarik adalah statment para pendukung LBGT yang saya baca di kaskus.co.id mereka menganggap bahwa bagi penganut LBGT, menahan perasaan mereka adalah hal munafik, lebih baik mengungkapkannya dari pada tersiksa dengan keadaan.Sebagi contoh, Transgender merasa bahwa dirinya adalah perempuan yang terperangkap dalam tubuh laki-laki, akibatnya mereka berpenampilan sebagai perempuan guna menyalurkan perasaan mereka.
Disini saya mencoba memberikan opini, apakah benar menahan hasrat LBGT, termasuk munafik? Analogikan saja LBGT adalah Perilaku Kejahatan, manusia sejak dilahirkan memiliki potensi untuk menjadi jahat dan baik, apabila lingkungan membentuk dia menjadi jahat maka dia akan menjadi penjahat. Nah pertanyaannya apakah ketika dia menahan diri untuk tidak berbuat jahat dikatakan munafik, sehingga lebih baik berbuat jahat dari pada menahan keinginannya tersebut?
Saya pribadi beranggapan bahwa tidakan LBGT merupakan cobaan kehidupan, sehingga apabila bisa menahan dan menang dalam cobaan tersebut maka membawa kebaikan dalam hidup. Ingatlah Tuhan memberikan cobaan tidak melebihi kemampuan hambanya, dan cobaan merupakan bentuk kasih sayang Tuhan kepada umatnya.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya, ia mendapat pahala kebajikan yang diusahakannya dan ia juga menanggung dosa kejahatan yang dilakukannya…"     ( Al-Baqarah: 286)
Jadi penganut LBGT, sebetulnya adalah pribadi yang dianggap siap untuk menjalani cobaan tersebut. Namun apabila mereka memilih jalan tetap meneruskan perilaku tersebut, maka mereka dianggap kalah.
Demikian opini saya tentang "Menahan Potensi LBGT Dalam Diri Termasuk Munafik?", apabila tidak setuju silahkan, setuju Alhamdulillah. Intinya saya tidak mendiskriminasi kaum LBGT namun saya menolak perilaku LBGT.

Yusmadani
Yusmadani Saya adalah hamba Allah yang ingin saling berbagi

Post a Comment for "Menahan Potensi LBGT Dalam Diri Termasuk Munafik?"